Review Paper: Soil Moisture Sensor

     Soil moisture sensor adalah sebuah sensor yang digunakan untuk pengukuran suatu kelembapan tanah. Cara kerja dari sensor ini yaitu dengan memberi output berupa besaran listrik sebagai dampak adanya air yang berada diantara lempeng kapasitor sensor tersebut.

    Ada dua sensor untuk mengukur kelembaban tanah, yaitu sensor SEN0114 dan VN400. Dengan spesifikasi SEN0114 yaitu pada tegangan 3,3 – 5 , ber arus rendah +- 35 mA, dan nilai output 0-4,2 V. Spesifikasi VN400 yaitu output 0-3 V, rentang ukur -40 sampai -80 derajat Celcius, arus 2%. VN400 akan membaca nilai kelembaban tanah berdasar konstanta dielektrik tanah. Diukur dengan transmission-line technique saat dialiri listrik oleh sensor. Nilai kelembaban sensor VN400 antara 29,34%-56,78%. SEN0114 berkisar 68-69%. Menggunakan adruino untuk membaca output sensor kelembaban tanah.

   Salah satu jenis dari soil moisture sensor, seperti Gypsum block soil moisture tension sensors adalah salah satu jenis soil moisture sensor dan menggunaan unit pembacaan yang sama sebagai tensiometer standar. Merupakan salah satu produk pemantauan kelembaban tanah dengan biaya paling murah. Hal yang dibutuhkan dalam melakukan penginstallan gypsum block yaitu :
–              Masking Tape
–              Trowel
–              ember dan air
–              GBreader
–              12mm dowel, dengan panjang 1,2m
–              Dry builder sand
Dalam penginstalannya, yaitu dengan menginstall sensor di empat kedalaman yang berbeda, pada diameter antara 10-15 cm dan berpusat langsung dibawah dripper tersebut, jangan lupa untuk menandai lokasi penempatan untuk memudahkan pemasangan. Install atau pasang tiap sensor pada tiap lubang. Menyusun blok secara vertical dapat menyebabkan kebocoran kedalam lubang, dan akan menyulitkan dalam penggantian sensor saat dibutuhkan.

premarked

Gypsum block ini Menggunakan konektor irigasi ber teganan rendah.

senso

Link Source: 

http://www.instructables.com/id/Soil-Moisture-Sensor/ [8 September 2015]

Aplikasi WSN untuk Sistem Pengendalian Suhu pada Gedung Bertingkat

Review Paper

     Penggunaan WSN (Wireless Sensor Network) pada pertanian dapat di gunakan dengan menggunakan sensor Zigbee. ZigBee termasuk dalam kategori WPAN bersama Bluetooth dan UWB (Ultra Wide Band).Ketiga tekologi inilah yang sekarang sedang menjadi perhatian dunia dalam bidang teknologi WPAN, khususnya ZigBee yang masih tergolong baru.

Keunggulan Zigbee

       Di sinilah ZigBee memegang peranan yang  tidak dapat dilakukan oleh WPAN lainnya. ZigBee dapat melakukan komunikasi dengan 65000 node ZigBee dalam waktu yang bersamaan dengan metode komunikasi multihop ad-hoc tanpa harus melakukan pengaturan apa pun padanya. Jenis komunikasi dalam bentuk bintang (star) maupun pohon (tree) dapat dilakukan sesama ZigBee tanpa memerlukan base station atau access point, sehingga dapat melakukan komunikasi secara acak.

           Keunikan lain yang dimiliki oleh ZigBee adalah dapat dioperasikan dengan sebuat baterai (tipe kancing) selama satu tahun lebih non stop pada peralatan-peralatan sensor ZigBee. Karena ZigBee memiliki protocol stack yang sangat sederhana, ZigBee dapat mengirimkan data sepanjang 127 huruf (127 byte) saja. Data sekecil ini sangat bisa dikirim oleh ZigBee yang memiliki kecepatan pengiriman 250kbps, dan dapat mengurangi beban host CPU. Bila pada Bluetooth minimal dibutuhkan komputer mikro 32 bit, maka dengan ZigBee hanya membutuhkan komputer mikro 4 atau 8 bit saja. Selain itu, Bluetooth membutuhkan waktu inisialisasi sistem puluhan detik, sementara ZigBee hanya membutuhkan 30ms (sedangkan dari kondisi tidur/sleep sampai bangunya hanya perlu 15ms) saja. Ini sangat cocok untuk peralatan-peralatan sensor yang membutuhkan operasi kecepatan waktu ON/OFF nya tinggi.

Contoh Cara Kerja Zigbee

      Pada suatu gedung bertingkat misalnya gedung perkantoran, hotel atau apartement, diperlukan suatu system pengendalian suhu pada setiap ruangan. Sistem pengendalian digunakan untuk memantau besarnya suhu pada setiap ruangan sehingga dapat mengendalikan pemakaian AC.

      Pada perancangan ini dibatasi pada suatu gedung yang mempunyai dua lantai dan mempunyai enam kamar setiap lantainya. Pada setiap kamar masing-masing mempunyai satu  sensor  node  yang  bertugas memantau suhu dan kemudian mengirimkan data suhu tadi ke Node 10 untuk lantai satu atau Node 20 untuk lantai dua. Node 10 dan Node 20 mengirimkan hasil besaran suhu dari setiap  node  di  kamar  setiap  lantai  ke Node Gateaway yang berada di lantai dasar.  Hasil  pengiriman  data  suhu tersebut oleh node gateaway dikirimkan ke Base Stasiun Controller  (BSC) yang berupa perangkat PC.

       Pada PC inilah terdapat tampilan hasil pemantauan suhu di setiap kamar serta posisi ON/OFF dari AC yang berada di kamar tersebut. Dengan adanya konfigurasi  ini  maka  pembangunan sistem WSN akan lebih mudah diaplikasikan pada gedung bertingkat tersebut. Topologi jaringan Zigbee yang digunakan dalam perancangan ini adalah topologi tree. Node 10 dan Node 20 berfungsi sebagai pusat penerimaan data suhu dari setiap node pada lantai 1 dan lantai 2 dan membentuk topologi jaringan star. Kemudian Node 10 dan Node 20 mengirimkan data suhu tadi ke Node Gateaway.

        Selain memantau suhu, node sensor  juga  bertugas  untuk menyimpan hasil pemantauan suhu tadi ke memori yang ada di nodenya atau mengirimkannya ke BSC agar dapat disimpan dalam sebuah database melalui Node 10 atau Node 20. Pada BSC, data hasil pemantauan suhu dan keadaan perangkat AC dapat dilihat oleh operator secara real  time dan dapat dibuat suatu sistem pelaporan.

Kesimpulan

    Dari cara kerja yang telah diperlihatkan, sensor Zigbee ini juga dapat digunakan untuk memantau kelembapan juga suhu pada lahan pertanian.

Link Source:

Sugiarto, Bambang. “Perancangan Sistem Pengendalian Suhu pada Gedung Bertingkat dengan Teknologi Wireless Sensor Network ”. 8 September 2015. http://download.portalgaruda.org/article.php?article=15054&val=982&title

Enhanced Agricultural Environment Using Smart WSN (Meningkatkan Dunia Pertanian dengan Penggunaan Jaringan Sensor Nirkabel Cerdas)

   Saat ini sebuah kelompok riset di Massey University, New Zealand, sedang mengembangkan sebuah Wi-Fi berbasis jaringan sensor nirkabel cerdas untuk dunia pertanian yang diharapkan mampu memantau dan menganalisis kondisi-kondisi pertanian dengan program-program yang dirancang sedemikian rupa.

Pada akhir-akhir ini ada faktor-faktor tambahan yang perlu diperhitungkan dalam dunia pertanian seperti perubahan cuaca dan efek dari pemanasan global yang tentunya memiliki dampak yang besar bagi komunitas-komunitas menengah ke bawah terkhususnya di negara-negara pinggiran.

Memantau secara manual menghabiskan banyak tenaga, biaya serta waktu, dan juga dibutuhkan kemampuan-kemampuan khusus untuk mencatat dan mengukur segala faktor yang ada.

Maka dari itu, kelompok riset ini melakukan investigasi terhadap sistem pemantauan jarak jauh menggunakan Wifi, dimana sensor node-node nirkabelnya berbasis modul WSN802G.

Node-node ini akan mengirimkan data secara nirkabel ke server pusat, dimana akan dikumpulkan, disimpan, dan data-data tersebut diizinkan untuk dianalisis maupun ditampilkan ke pemantau jika diperlukan.

Sistem yang diajukan terbentuk dari 3 node : Node Sensor, Router, dan Server. Node-node ini dapat meneliti elemen-elemen yang ada seperti tempertur, kelembapan, cahaya, tekanan udara, kelembaban tanah dan ketinggian air. Komunikasi yang dibangun antara node sensor dan server adalah modul nirkabel 802.11g.

Keseluruhan sistem yang dibangun menunjukkan keberhasilan dari sisi biaya, ukuran, fleksibilitas, dan tenaga.

Link source:

Massey University. “Enhanced Agricultural Environment using Smart WSN”. 8 September 2012.

Enhanced Agricultural Environment Using Smart WSN